Ketika Harus Memilih, Lanjut Kuliah atau Kerja?

Assalamualaikum, sobat WoW!

Ijinkanku melakukan kilas balik masa-masa setahun yang lalu. Saat itu aku baru dinyatakan sebagai wisudawan. Senang? So pasti dong, 4 tahun perjuangan jungkir balik demi selembar ijazah dan gelar sarjana tuntas sudah. Momen inagurasi wisudawan wisudawati tak kalah hebring dari pesta panen.
Namun aku tahu, euforia kebebasan itu takkan berlangsung lama mengingat apa yang akan kami hadapi selanjutnya. Tentu. Dunia kerja.

Aku sekolah buat cari ilmu dan cari kerja. Mau cari ilmu terus??? Sampai kapan? Iya kalau kamu anak seorang milyuner yang orang tuamu mampu membiayai sekolahmu setinggi-tingginya. Tapi gimana dengan nasib orang dari keluarga pas-pasan sepertiku??? Masih sanggup menadahkan tangan minta biaya kuliah dan uang saku? Jawabannya tidak. Aku ingin bekerja terlebih dahulu. Punya penghasilan mandiri yang meski tak banyak namun cukup untuk kebutuhan pribadi. Biar ga minta terus.

 

                                Kuliah atau Kerja????

                                     (dokpri)

Keinginan untuk kuliah S2 sama besarnya dengan keinginan untuk bekerja. Mengintip beberapa teman yang dengan asyiknya melanjutkan S2, siapa yang ga pengen? Tapi, aku juga punya alasan kuat untuk mendahulukan pekerjaan daripada kuliah S2. 

1. Kapok minta orang tua lagi, menyusahkan mereka.
Dari kecil aku dididik untuk mandiri. Sebagai anak sulung, hal itu merupakan kewajaran. Selama aku bisa sendiri, kenapa harus merepotkan orang lain? Terutama orang tua. Kondisi-kondisi di atas menuntutku untuk mandiri. 

2. Sudah ada pekerjaan tetap yang tidak mungkin kutinggalkan.
Melihat banyak temanku yang melanjutkan kuliah, aku sempat down. Akhirnya aku curhat sama bapak ibu. Alhamdulillah mereka mampu menguatkanku.
Bapak: Hidup itu sudah ada jalannya masing-masing, Nduk. Ga usah khawatir rejeki ga akan tertukar.
Ibuk: Alaahhh...temen kamu yang langsung kuliah S2 itukan karena mereka belum dapat kerjaan aja. Makanya timbang nganggur, mending kuliah lagi.
(Ibuk mah gitu...orangnya frontal dan blak-blakan :)

Terus, mereka mengingatkan bahwa aku sudah punya pekerjaan tetap. Jam mengajarku sudah padat. Daripada aku keteteran dua-duanya mending pilih salah satu (ya bener juga sih).
Dan aku ga berani jika harus merelakan pekerjaan demi kuliah karena cari kerja itu ga gampang. Susah. Kalau sudah dapat yang enak, pertahankan.

3. Aku sudah sangat bersyukur dengan pekerjaan ini.
Meski gajinya ga banyak , tapi cukup untuk kebutuhan sendiri. Alhamdulillah masih bisa nabung dan njajanin adik. Maklum, sebagai saudara tertua kadang malu kalau dimintai uang jajan sama adik tapi masih bilang ga punya uang. Beli baju, tas, sepatu, buku, HP, kosmetik pake uang hasil kerja tuh kayak ada kebanggaan tersendiri.

Btw, tulisanku ini bukan persuasif biar lebih pilih kerja daripada langsung lanjut kuliah lho ya...
Ini semata-mata cuma "cur and the col" pribadi.
Suatu saat, kalo ada rejeki lebih atau dapat beasiswa, aku pasti lanjut S2 kok. Insyaallah. Doakan ya... ;)