“Tha, ini kalo mau pinjem buku catetanku.” bocah laki-laki
menepuk punggungku seraya menyodorkan sebuah buku bersampul coklat.
“Makasih ya.”
Hanya terimakasih yang bisa terlontar dari bibirku. Ingin rasanya
kuucapkan ‘Makasih, kamu baik banget. Satu-satunya cowok di kelas ini yang care
banget padaku. Aku terharu, bla, bla, bla.’
Namun lidah ini rasanya kelu. Aku terlalu grogi. Aku gugup
harus menerima pandangan sejuk dari anak laki-laki di depanku. Gimana ga? Akhir-akhir
ini aku merasakan sesuatu yang ‘aneh’ untuknya. Aku ingin selalu bertemu
dengannya. Menyapanya, tersenyum, atau sekedar jalan ke kantin bareng. Sejenak dia
menghilang dari pandanganku rasanya aku harus menanyakan keberadaannya sekarang
juga. Di kelas, aku sering mencuri pandang padanya. Ah, apakah ini yang Mama
bilang cinta? C.I.N.T.A.
Mana mungkin! Saat itu aku masih sebelas tahun. Cinta untuk seorang anak berusia sebelas tahun? Absurd sekali! Tapi ini yang kurasakan. Aku menikmati masa-masa kebersamaanku dengannya. Kebersamaan kami di kelas baik di luar kelas, kala lomba baca puisi, lomba cerdas cermat, hingga lomba olimpiade IPA tingkat provinsi. Yah, jika ini namanya cinta, maka dialah cinta pertamaku. Hahai, boleh dibilang masih cinta monyet. Namun perasaan ini dalam. Aku ingin selalu melihatnya. Dan sepertinya dia merespon rasaku. Bukannya Ge-Er atau gimana. Sesekali kupergoki dia memandangiku dari sebelah, mengintip dari celah-celah buku yang dibacanya.
Dan buku catatan ini adalah tanda perhatiannya. Sudah sepuluh
hari aku tidak masuk sekolah gara-gara gejala typhus yang menyerangku. Aku terpaksa
dirawat di rumah karena orang tuaku keberatan dengan tingginya biaya rawat inap
rumah sakit. Sesekali dia mengunjungiku. Membawakan roti atau sekedar
meminjamkan buku catatan. Alasannya agar aku tidak ketinggalan pelajaran. So
sweet ga sih??? Untuk seorang gadis cilik seumurku waktu itu, tindakannya
membuktikan bahwa dia peduli padaku. Rasa ini berjalan begitu saja, tanpa ada
kata, pengakuan, atau ungkapan cinta jika memang ini cinta.
Setahun berlalu dan ujian nasional menghampiri siswa kelas 6
SD. Aku dan dia masih saling memperhatikan dan memendam rasa. Suatu hari di acara
perpisahan sekolah, dia kembali meminjami buku catatan Bahasa Indonesia.
“Untuk apa? Kita bentar lagi kan udah lulus, udah ga ada
tugas lagi.” tanyaku.
“Gapapa. Buat kenang-kenangan aja. Aku ingin kamu
menyimpannya.” sambil tersenyum dia menyodorkan buku itu. Dan aku menerimanya.
Hari itu juga aku menyadari balasan perasaanku. Ungkapan mendalam
darinya tertuang di buku catatan Bahasa Indonesia miliknya. Terukir dalam
sebuah puisi yang ditugaskan Bu Nurul, guru Bahasa Indonesiaku 3 bulan
sebelumnya.
Sepasang mata jernih melirik malu-malu
Senyum tulus di bibirmu membuatku menyadari
Arti hadirmu
Artiku untukmu
Sepertinya benar, rasa ini benar adanya
Aku ada untukmu dan kaupun untukku
Kita bagai sepasang jari yang saling melengkapi
Namun,
Maaf, aku tak punya nyali untuk itu
Sekedar mengakui rasa suka
Hingga tahun-tahun mengukir kenangan berdua
Tanpa maksud menyakiti
Aku ingin kamu mengerti
Aku catatan untukmu
Dan kau pun tercatat untukku
Ini catatanku
Yang kan selalu menjadi milikmu
--untuk orang yg dengan malu-malu meminjam catatanku--
Bodoh!
Kini, itu hanya akan menjadi puisi dalam catatan. Sebuah ungkapan
yang akan menambah bumbu manis kisah cinta pertama. Sekali lagi tanpa kata. Aku
dan dia terpisah. Selanjutnya dia meneruskan sekolah SMP di luar kota dan aku
masih di sini. Andai waktu mempertemukan kami kembali. Aku berjanji
mengembalikan buku catatannya. Atau kutaruh saja di bawah bangku? Aku terlalu
malu untuk mengembalikannya. Sama seperti dulu.
Sumber gambar : http://algristian.files.wordpress.com |
Postingan ini diikutkan dalam rangka memeriahkan GIVEAWAY CINTA PERTAMA Blog Asyiknya Menulis
wah ini kisah waktu masa- masa SD ya dek? Terimaksih ya sudah ikut meramaikan Giveaway Cinta Pertama di blogku. Puisinya bagus :)
BalasHapusYaap, kakak :)
HapusSama2, akhirnya ada tempat buat ngungkapinnya meski malu2in :p
Itu puisi'nya',
aiihh kecil2 udah seneng2an niyee, soo sweet :D
BalasHapussekarang ketemu lagi kah :D
Hihii
HapusGa, dia pindah ke luar kota. . . #nangisdipojokan
Makasi udah berkunjung
, sist :D
foto'a orang'a mana ?
BalasHapusLDR ajalah, banyak kan sekarang yang LDR :)
fotonya ada di hatiku :)
Hapusga ah mas, ga berani berharap lebih :p
hihiii..lutju ya...aku melayang ke amsa ketika 11 tahun? aduh...itu 20 tahun yang lalu...*nyungsep dipojok kamar...ikutaaaan
BalasHapusTapi sekarang lebih lucu lg kan mbaa?
BalasHapusIya, kalo diinget2 kisah cinta pertama emank nggemesin :p
#tarik mbak Astin
baca pengumuman pemenangnya
BalasHapusiyaaa makasih sistaa maaf telat taunya :)
Hapus