Rabu, 10 Juni 2015

Tantangan


Assalamualaikum, sobat WOW!
Tetiba ingin bercerita pengalaman mendapat panggilan kerja yang kedua. Panggilan kerja yang kedua ini cukup menarik. Begini ceritanya...
Siang itu, aku mendapat telpon dari nomor kantor. Dan nomor itu telah menghubungiku 2 kali tapi karena aku sedang keluar, maka tak terjawab. Penasaran donk aku, jarang-jarang ada nomor kantor telpon. Yang jelas nomor itu bukan nomor kantor sekolah tempat ku mengajar. Tak langsung ku telpon balik melainkan tanya Om Gugel dulu. Ternyata itu nomor sekolah farmasi. Hah??? Sekolah farmasi??? Oh iya, aku pernah mengajukan surat lamaran di sana beberapa bulan lalu.


Singkat cerita, setelah ku telpon ternyata aku mendapat kabar bahwa lamaran kerjaku diterima dan aku diminta menghadap kepala sekolah besok.
Melalui pertemuan dengan kepala sekolah keesokan harinya aku mengetahui bahwa sekolah farmasi ini sedang membutuhkan seorang guru kimia analisis.

Aku (A), Kepala Sekolah (KS)
A : Maaf Pak, apakah sebelumnya ada mapel ini?
KS : Ada bu, tetapi guru yang mengajar bukan bidangnya. Begini, sekolah kami menginginkan lulusannya tidak hanya bekerja di bidang farmasi tapi juga bisa bekerja di industri. Jadi kami butuh mengoptimalkan mapel ini dengan bantuan guru yang memang bidangnya.
Aku pulang dengan hati galau. Di satu sisi ini tawaran yang bagus. Di sisi lain aku takut tidak bisa membagi waktu jika harus mengajar di dua sekolah. Tetapi aku harus menerima konsekuensi itu karena aku yang telah melamar kerja di sekolah itu. Alasanku dulu karena orang tua yang membujukku untuk mengajar di jam pagi. Maklum, sekolah sebelumnya membuka jam pelajaran di siang hari, jadi paginya nganggur deh. Akhirnya aku mengajukan lamaran ke beberapa SMK.
Setelah berkonsultasi dengan orang tua dan beberapa teman yang juga mengajar di dua sekolah, aku menerima tawaran ini.
Jadi, mulai tahun ajaran depan aku mengajar pagi di SMK Farmasi, siang di SMA Ma'arif. Aku bersyukur lokasi dua sekolah ini sangat berdekatan dan perbedaan jam tersebut.

Trus, tantangannya dimana???
Kira2 dimana??
Pertama, aku harus bisa membagi waktu sengan efisien karena jam mengajar yang kudapat sangat banyak. Di SMA aku mendapatkan 24 Jam pertemuan, di SMK 8 jam. Total 32 jam.
Kedua, aku mengajar mapel kimia analisis yang meski merupakan cabang ilmu kimia namun tingkat kesulitannya lebih banyak karena latar belakang jurusanku adalah Pendidikan Kimia. Memang ada mata kuliah kimia analitik tetapi tidak sedalam prodi kimia murni dalam hal praktek. Inilah tantangan terbesarnya, dan sebagai penyuka tantangan aku menerima sepenuhnya pengalaman baru ini. Aku harus 'buka buku' lagi. Ini konsekwensi mengajar di SMK yang notabene dominan praktek dibanding teori.
Tidak perlu mencari-cari alasan lagi. Aku harus bisa!! Aku harus keluar dari zona aman demi pengalaman baru.
Kalau kalian menjadi aku, akankah menerima tantangan ini??? :)

3 komentar:

  1. Liat situasi dulu, kalau sekiranya kerepotan dan nggak mampu berbagi waktu, saya pilih satu yang paling oke. Tapi kalau saya mampu dan punya banyak waktu, ya mending ambil dua-duanya. Daripada waktu kebuang percuma.

    Keren juga jadi guru SMA. saya manggilnya bu Guru aje.... Bisa-bisa nih blog terbengkalai lagi deh, soalnya yang empunya blog super sibuk, nggak kayak saya, banyak nganggurnya, hahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti, Mas. Lihat2 situasi...

      Hehe, makjlebb banget nih. Insyaallah diusahakan tetap update karena aku jg butuh wadah inspirasi yg bs diakses siswa :)

      Hapus
  2. Tunggu....Tunggu, kayaknya kemaren ada postingan tentang bukit perkapuran itu deh, dihapus yaa..... Why??

    BalasHapus

^satu komentar darimu bermakna segalanya. thanks for visiting^