Kamis, 31 Juli 2014

Tes Sederhana Membedakan Pewarna Kuning Alami dan Buatan

Assalamualaikum, teman blogger...
Sebelumnya, aku ingin mengucapkan minal aidin wal faidzin...selamat Hari Raya Idul Fitri^^
Hari raya tentu identik dengan makanannya yang wah dan lezat. Makanan yang jarang kita temui di hari-hari lain dan pastinya mampu membangkitkan mood makan setelah satu bulan berpuasa. Eits tapi ingat timbangan yah setelah makan-makan hehe...

Beraneka ragam makanan seperti opor, kare, ketupat kuah (Pak Ladeh kalo di daerahku) sudah menanti kamu di meja makan. Tapi tahukah kamu makanan dan minuman yang berwarna itu menggunakan pewarna alami atau buatan? Gimana cara ngetesnya? Gampang. Kali ini aku ingin berbagi cara tes pewarna alami dan buatan tapi khusus warna kuning atau jingga yaaa..karena itu warna makanan yang paling sering ditemui dan digunakan.


Persiapan Alat dan Bahan

  • Gelas air minum bekas
  • Sendok
  • Air kapur
  • Sampel makanan berwarna kuning, misal tahu kuning, kuah kare, opor dsb

Langkah Kerja

  • Isilah gelas dengan masing-masing sampel makanan
  • Tetesi masing-masing sampel dengan air kapur secukupnya
  • Amati perubahan warnanya
Analisis Hasil:

Contoh kuah yang mengandung pewarna kunyit alami sebelum ditetesi air kapur dan sesudahnya

  • Makanan yang mengandung pewarna kuning alami akan berubah warna menjadi lebih tua (misal kuning menjadi jingga, jingga menjadi jingga kecoklatan).
  • Makanan yang mengandung pewarna kuning alami warnanya akan luntur.


Kenapa demikian?
Pewarna kunyit alami memiliki sifat sebagai indikator asam dan basa. Artinya, kunyit akan berubah warna menjadi lebih tua saat suasana basa (air kapur). Sedangkan pewarna buatan tidak.
Pewarna kunyit alami memiliki kandungan zat organik yang mudah didegradasi atau dihancurkan sehingga jika ditambahkan larutan basa (air kapur) akan melarut dan luntur. Sedangkan pewarna buatan umumnya dibuat dari zat-zat anorganik yang sulit didegradasi. Zat-zat warna buatan ini memiliki sifat mampu melekat kuat sehingga tidak mudah luntur.

Nah, gampang kan? Silahkan dipraktekkan sendiri di rumah.
Air kapur juga bisa diganti dengan air sabun atau larutan basa lainnya.

7 komentar:

  1. Boleh juga nih tipsnya, emang biasanya orang kebanyakan pake pewarna gitu buat makanan, padahal itu gak ramah banget sama tubuh.

    Bisa dipraktikin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yappp...kalo masih dalam batas wajar sih gapapa tapi akhir-akhir ini kan orang-orang senang yang instan jadilah pakai pewarna buatan daripada harus repot2 meramu...padahal pewarna itu bisa jadi plak di tubuh.

      Hapus
  2. baru tahu mbak. semakin bnyak air kapurnya warnanya makin tua atau nggak? jadi stlh berubah warna kmd memudar gitu ya? thx.

    BalasHapus
    Balasan
    1. perbandingan volumenya kira-kira sampel : air kapur = 3 : 1
      memudar dulu baru berubah warna donk...kan warna airnya berubah gara-gara kena pudaran alias lunturan :)

      Hapus
  3. Kenapa tips ini digunakan hanya untuk warna kuning dan jingga saja ? Apa tidak bisa untuk warna lain ?

    BalasHapus
  4. mengapa tidak menggunakan air sabun saja? padahal kan lebih mudah untuk mendapatkan air sabun. terimakasih

    BalasHapus
  5. Trima ksh infonya :-)
    -Sinta-

    BalasHapus

^satu komentar darimu bermakna segalanya. thanks for visiting^