Selasa, 24 Juni 2014

Sinopsis Mahabharata Episode 91

Episode dimulai dengan setting di kerajaan Pancala. Raja Drupada yang baru saja sadar dari kesalahan besarnya, membuang putrinya yang berharga bahkan menciptakan senjata perang untuk membalas dendam pada sahabatnya sendiri melalui anak-anaknya, turun secara dramatis dari tahtanya. Dia berjalan ke depan sambil menunduk, beberapa saat kemudian ia menoleh pada sahabatnya, Guru Drona dan mengenang asal mula bencana ini.

Di masa lalu, Guru Drona memang bersahabat erat dengan Drupada. Suatu hari, Drona mengunjungi Drupada dengan maksud mengunjungi sahabat dan meminta bantuannya untuk membantu perekonomian keluarganya yang miskin. Bukannya membantu Drona, Drupada malah menghinanya bertubi-tubi hingga berujung sakit hati Drona dan keinginannya untuk membalas Drupada atas penghinaan ini.
Drupada : Telah kuhabiskan waktu hidupku terbakar dalam api dendam. Kau datang padaku sebagai sahabat untuk meminta beberapa ekor sapi. Jika aku menganggapmu sebagai sahabat, kerajaan ini tidak akan dibagi dua.
Drona : aku mengembalikan kerajaanmu yang telah ditaklukan, kawanku Drupada.

Drupada menolak pernyataan Drona.

Drupada : aku telah melakukan kejahatan dengan menolak persahabatanmu dan hukumannya adalah aku harus memiliki setengah kerajaan.
Drupada ; Maafkan aku, kawan. Kau akan mati ditangan putraku dan itu adalah takdir.
Drona : semua orang akan mati, kawan. Tapi hari ini, aku bahagia mengetahui jika saatnya tiba Dristadyumna memenggal kepalaku bukan berdasar kemarahan tapi dia telah menyelamatkanku dari kematian yang menyakitkan.
Krisna : Maka itulah yang terbaik, guru Drona. Jika kau anggap pangeran sebagai anakmu sendiri, beri dia pengetahuan. Pengetahuan yang kau berikan itu akan menjadi jalan keselamatanmu.
Drona memandangi Sri Krisna dengan kagum.
Drona : Pasti ini sudah menjadi rencanamu makanya kau mengirimiku pesan untuk datang kesini.
Basudewa, aku sudah banyak mendengar tentang kebesaranmu...tapi hari ini..hari ini aku melihatnya dengan mataku sendiri.
Guru Drona ingin menyentuh kaki Krisna tapi Krisna menolaknya.
Drupada : Basudewa, maafkan aku. Aku tidak mengenal dirimu.
Krisna : Yang mulia, jika kau mengetahui cinta dan pengabdian putrimu maka kau tidak akan menemui kesulitan mengenal diriku. Kau selalu menganggap putrimu sebagai sebab kemalanganmu. Lihatlah kebesaran Drupadi. Lihatlah pada pengabdiannya, bahkan gada Kaumodaki milik Basudewa Krishna ditentramkan oleh dirinya.
Sementara itu, di depan gerbang istana, Srikandi berusaha menghentikan Drupadi agar tidak pergi.
Drupadi : Aku tidak bisa masuk, kakak. Aku telah diusir dari kota.
Srikandi : Drupadi, ayo masuk dan minta maaf pada ayah. Aku yakin dia akan memaafkanmu. Jika kereta kehilangan rodanya roda itu kehilangan maknanya.
Drupadi : Tapi kereta yang kehilangan roda tetap akan disebut kereta.
Srikandi : Seorang anak dikenal atas nama ayahnya. Kumohon jangan bersikap angkuh, Drupadi


Drupadi : Ini bukan keangkuhan, kakak. Tapi seseorang yang tidak memiliki kehormatan tidak akan mendapatkan hormat dari orang lain.
Dan untuk memperoleh kehormatan, penting bagiku untuk memahami apa tujuan dari hidupku dan apa kekuatanku. Selamat tinggal, kakak
Drupada memerintahkan pelayam-pelayannya untuk mempersiapkan sebuah pesta penyambutan yang meriah untuk Drupadi tapi tiba-tiba Srikandi datang dan mengatakan bahwa  Drupadi telah memutuskan untuk meninggalkan Kampilya.
Drupada : Tidak mungkin! Putriku tidak boleh meninggalkan kerajaan. Dia pasti tidak menyadari bahwa hari ini, karena Basudewa Krishna hatiku telah berubah, Srikandi
Krisna maju dan mohon diri untuk mengejar Drupadi.
Rupanya Drupadi sedang merenung di suatu tempat dekat air terjun yang indah saat tiba-tiba Krisna mendatanginya dan tersenyum melihatnya. Krisna harus berpura-pura untuk menurunkan keangkuhan sang putri.

Krisna : putri Drupadi, putri! Katakan apa sebenarnya yang kau lakukan? Mantra apa yang kau gunakan?
Ajarilah pengetahuan itu padaku, putri. Bantulah aku menjadi orang yang lebih baik.
Dengan bingung Drupadi mengatakan bahwa dia tidak menggunakan mantra apapun.
Krisna : Tidak, kau pasti melakukannya. Kau melumpuhkan gada Kaumodaki milikku.
bagaimana caranya? kau harus..., kau harus mengajariku mantra itu. Kalau tidak, aku akan bunuh diri melompat ke jurang dan kau harus bertanggung jawab.


Drupadi : Berhenti!
Mendengarnya, Krisna tersenyum menang.
Drupadi : Aku tidak menggunakan mantra. Aku disana untuk melindungi ayah
Krisna : Aku tidak percaya padamu. Tanpa pengetahuan akan mantra kau tak akan pernah bisa melindunginya
Krisna menuduhnya menggunakan mantra cinta. Heh???
Drupadi jengkel mendengarnya.
Drupadi : Sekarang, kalau kau mau melompat ke jurang kau boleh melakukannya. silahkan!
Krisna : Aku tidak akan lompat ke jurang, aku hanya mencari jawaban dari sebuah pertanyaan.
Drupadi : Apa yang penting dari kelahiranku? Apa tujuan dari hidupku?
Agar ayah menerima dan menghormatiku, apa yang harus kulakukan?
Krisna : Begitu banyak pertanyaan dan semuanya tak bernilai. Pertanyaanmu seharusnya adalah...
siapa dirimu?
Jika kau tahu siapa dirimu maka kau akan mendapat semua jawaban
Drupadi ; Siapa aku?
Krisna : Semua manusia adalah gambaran dari yang maha kuasa tapi tak seorangpun menyadarinya. Dalam abu tersembunyi bara dan dalam ketidak tahuan tersembunyi jiwa. Dan jika seseorang tidak bisa melihat dirinya, dia ingin orang melihat padanya. berharap orang lain mengatakan padanya apa kita dan siapa kita tapi orang lain juga dilingkupi ketidak tahuan dan orang yang tidak mengetahui siapa dirinya tidak bisa memberitahu kita, siapa kita
Drupadi : Agar tahu siapa diriku, apa yang harus aku lakukan?
Krisna : Kau harus bertindak dalam kebenaran dan untuk menetapkan kembali kebenaran kau harus berusaha.
Drupadi : Tapi bagaimana caranya agar aku tahu tentang kebenaran?
Krisna : Sebelum mengenal kebenaran tersebut, kau harus mengenal dasarnya. Kebenaran memiliki lima dasar yaitu pengetahuan, cinta, keadilan, pengabdian, dan kesabaran.
Kau tidak menanyakan padaku, Drupadi? Kenapa kau dilahirkan?
Kau dilahirkan untuk memperoleh kelima dasar dari kebenaran itu.
Para dewa mengatakan bahwa kau akan membangun masa depan wilayah Arya. Kau akan membantu menetapkan kembali kebenaran di seluruh dunia. Dan itu hanya mungkin terjadi jika kelima dasar kebenaran ini telah kau peroleh.
Drupadi mengerti dan tersenyum ramah pada Krisna.
Krisna : Boleh kita pergi sekarang? Kehidupan menunggumu, Drupadi
Drupadi : Siapa kau sebenarnya?
Krisna : Aku? Aku seorang gembala sapi. Kawan-kawanku memanggilku Govinda
Drupadi : Jawablah pertanyaanku, Govinda? Apakah aku benar-benar menaklukan gada itu?
Krisna : Apa yang kau pikirkan, Drupadi? Kau telah menaklukannya, itulah kenapa, pujian diberikan padamu. Bisa kita pergi sekarang, sahabat?


Krisna mengulurkan tangan sebagai tanda persahabatan di antara mereka. Drupadi menyambutnya.
Di lain tempat, Arjuna bersama Yudistira sedang ngeronda menjaga keamanan saudara-saudara dan ibunya yang sedang tidur. Tiba-tiba di dekat gadis yang mereka tolong, sebuah akar tanaman merambat ke arah gadis itu. Akar itu membelit lengannya dan menarik si gadis secara perlahan tanpa diketahui dua orang lainnya. Gadis itu merasa ada yang bergerak dan dia terbangun dengan kaget. Kemanakah gadis itu akan ditarik? Saksikan episode selanjutnya....


Coret-coret author:
Aku ga tau gimana mau ngerangkum kata-kata Krisna yang super panjang itu hehe....
Konon, dulu sebelum reinkarnasi, Drupadi adalah seorang dewi yang meminta kepada Dewa Siwa untuk diberikan seorang suami yang memiliki 5 sifat kebenaran, namun tentu saja mana ada seorang manusia yang mempunyai kelima sifat itu? Akhirnya dewa Siwa berjanji bahwa dia akan mendapatkan suami dengan 5 sifat kebenaran itu di kehidupan selanjutnya. Dan ternyata memang dia mendapatkannya, dalam bentuk Lima Pandawa hehe..
Sumpah, liat Drupadi sama Krisna itu kok mesra banget ya? Ada yang bilang kalo Drupadi itu soulmatenya Krisna. Entahlah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

^satu komentar darimu bermakna segalanya. thanks for visiting^